PERSYARATAN MENJADI RAJA :
SECARA FISIK HARUS SEMPURNA & TIDAK CACAT
Syarat ideal yang menjadi api dalam sekam
munculnya perang saudara ;
Karena Cantik sering salah jalan, karena tampan sering keluar jalan...???
Raja Galuh Wretikendayun dengan permaisuri Dewi Pohaci Sari Bunga Mangle Menak Ati berputrakan 3 laki-laki, yang pertama Arya Sempak Waja, kedua Arya Jantaka dan ketiga Arya Mandiminyak. Arya sempak waja tidak menjadi putra mahkota karena cacat pada giginya yang "ompong", Arya Jantaka tidak bisa menggantikan kakaknya menjadi putra mahkota karena cacat berkelaian "kemir" atau "Hernia", sehingga menjadilah putra mahkota si bungsu yang tampan, Amara Mandiminyak menjadi putra mahkota dan menjadi Raja Galuh yang ke-2.
Perang
besar banyak diawali akibat perselingkuhan dan perebutan antar anak-anak raja.
Perang besar jenis ini terjadi saat Purbasora mengkudeta Bratasena di kerajaan
Galuh. Bratasena adalah raja Galuh ke 3 menggantikan ayahnya Amara Mandiminyak
(putra ke 3 raja Wretikendayun pendiri Galuh) yang menjadi raja karena ia
tampan dibandingkan kakaknya
yang cacat (kakak pertama sempak waja-ompong, kakak kedua Jantaka cacat
hernia). Purbasora anak “yuridis” sempakwaja yang merasa sebagai pewaris tahta
dari seharusnya ayahnya sebagai anak pertama Wretikendayun, ia tampan karena
sesungguhnya ia anak “biologis” dari Mandiminyak yang “selingkuh” dengan istri
dari Sempakwaja kakaknya.
Perang
besar kedua terjadi di Sunda saat perseteruan Siyung Wanara (Ciungwanara)
dengan Arya Bangah, hal mana diawali oleh perilaku “selingkuh” ayahnya Arya
Bangah, Prabu Tamperan Barmawijaya Raja Sunda atas Dewi Pangreyep istri Raja
galuh Permana Dikusumah yang lebih rajin bertapa. Cinta buta Tamperan dan
kesepiannya Dewi Pangreyep yang terlalu sering ditinggal bertapa membuahkan
anak biologis “Arya Bangah” dan memicu Tamperan menjadi haus kekuasan dengan
mengutus pembunuh menghabisi Permana Dikusumah di pertapaan, untuk
menghilangkan jejak sang pembunuh pun dihabisi Tamperan, akhirnya ia menguasai
Sunda dan galuh serta 2 istri Permana Dikusumah. Siyung Wanara anak Permanadikusumah
dari istri pertama
Dewi Naganingrum saat dewasa membongkar “kasus” ini dan memerangi ayah tirinya
dan kakaknya arya Bangah, setelah Pangreyep dan Tamperan terbunuh, Arya bangah
minta Bantuan Sanjaya Raja Mataram yang juga ayah dari Tamperan, sehingga Perang
besar tak terelakan. Perang ini berakhir setelah seluruh sesepuh Sunda-Galuh
berekonsiliasi, Arya Bangah dan Ciungwanara keduanya dinikahkan dengan kakak
adik putri buyut Resi Demuwan (Kencanasari dan Kencanawangi) dan Arya Bangah
jadi Raja Sunda, Ciungwanara (Prabu Surotama) jadi Raja Galuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar