Rabu, 14 Agustus 2013

10. Sejarah dlm silsilah : CIUNG WANARA VS ARYA BANGAH


PERSYARATAN MENJADI RAJA :
SECARA FISIK HARUS SEMPURNA & TIDAK CACAT
Syarat ideal yang menjadi api dalam sekam 
munculnya perang saudara ;
Karena Cantik sering salah jalan, karena tampan sering keluar jalan...???
 

          Raja Galuh Wretikendayun dengan permaisuri Dewi Pohaci Sari Bunga Mangle Menak Ati berputrakan 3 laki-laki, yang pertama Arya Sempak Waja, kedua  Arya Jantaka dan ketiga Arya Mandiminyak. Arya sempak waja tidak menjadi putra mahkota karena cacat pada giginya yang "ompong", Arya Jantaka tidak bisa menggantikan kakaknya menjadi  putra mahkota karena cacat berkelaian "kemir" atau "Hernia", sehingga menjadilah putra mahkota si bungsu yang tampan, Amara Mandiminyak menjadi putra mahkota dan menjadi Raja Galuh yang ke-2.
Perang besar banyak diawali akibat perselingkuhan dan perebutan antar anak-anak raja. Perang besar jenis ini terjadi saat Purbasora mengkudeta Bratasena di kerajaan Galuh. Bratasena adalah raja Galuh ke 3 menggantikan ayahnya Amara Mandiminyak (putra ke 3 raja Wretikendayun pendiri Galuh) yang menjadi raja karena ia tampan dibandingkan kakaknya yang cacat (kakak pertama sempak waja-ompong, kakak kedua Jantaka cacat hernia). Purbasora anak “yuridis” sempakwaja yang merasa sebagai pewaris tahta dari seharusnya ayahnya sebagai anak pertama Wretikendayun, ia tampan karena sesungguhnya ia anak “biologis” dari Mandiminyak yang “selingkuh” dengan istri dari Sempakwaja kakaknya.
Perang besar kedua terjadi di Sunda saat perseteruan Siyung Wanara (Ciungwanara) dengan Arya Bangah, hal mana diawali oleh perilaku “selingkuh” ayahnya Arya Bangah, Prabu Tamperan Barmawijaya Raja Sunda atas Dewi Pangreyep istri Raja galuh Permana Dikusumah yang lebih rajin bertapa. Cinta buta Tamperan dan kesepiannya Dewi Pangreyep yang terlalu sering ditinggal bertapa membuahkan anak biologis “Arya Bangah” dan memicu Tamperan menjadi haus kekuasan dengan mengutus pembunuh menghabisi Permana Dikusumah di pertapaan, untuk menghilangkan jejak sang pembunuh pun dihabisi Tamperan, akhirnya ia menguasai Sunda dan galuh serta 2 istri Permana Dikusumah. Siyung Wanara anak Permanadikusumah dari istri pertama Dewi Naganingrum saat dewasa membongkar “kasus” ini dan memerangi ayah tirinya dan kakaknya arya Bangah, setelah Pangreyep dan Tamperan terbunuh, Arya bangah minta Bantuan Sanjaya Raja Mataram yang juga ayah dari Tamperan, sehingga Perang besar tak terelakan. Perang ini berakhir setelah seluruh sesepuh Sunda-Galuh berekonsiliasi, Arya Bangah dan Ciungwanara keduanya dinikahkan dengan kakak adik putri buyut Resi Demuwan (Kencanasari dan Kencanawangi) dan Arya Bangah jadi Raja Sunda, Ciungwanara (Prabu Surotama) jadi Raja Galuh.






















Tidak ada komentar: