Niskala Wastu Kencana memerintah selama 125 tahun, cukup lama, ia memiliki 2 anak putra mahkota, Dewa Niskala dan Susuk Tunggal, dari Dewa Niskala lahirlah cucu kesayangannya Pamanah Rasa (Siliwangi), Niskala Wastu Kencana menjadikan Pajajaran berjaya, sehingga sebagai keturunan prabu wangi ia berjuluk "Prabu Wangisutah". Saat kakeknya masih berkuasa Pamanah Rasa muda menikah dengan Dewi Ambet Kasih, memiliki 3 anak, Banyak Cotro, banyak Ngampar dan Dewi Ratna Pamekas/ratna ayu mrana. Saat ketiga anaknya masih kecil, Dewi Ambetkasih meninggal. Saat menduda, Pamanahrasa yang sakti mandraguna ditugaskan kakeknya memberantas perguruan Pondok Quro Syech Hasanudin yang disinyalir merongrong kekuasaan Pajajaran dengan menyebarkan agama Islam, bersama Amuk Marugul sepupunya berangkat ke pondok quro, namun keduanya terkesima dan sama-sama jatuh hati pada santriwati "Dewi Subanglarang" keduanya lupa tugas dan bertarung memperebutkan gadis cantik, Amuk Marugul tewas dan Pamanahrasa menikahi Subanglarang di luar istana memiliki 3 anak, Walangsungsang, Larasantang dan Rajasangara, ketiganya beragama Islam.. saat kembali ke istana Pamanah rasa dinikahkan
dengan sepupunya putri Prabu Susuk Tunggal raja Sunda, Dewi Kentringmanik Mayang
sunda dengan janji kelak anak yang lahir harus menjadi putra mahkota jika kelak
Pamanah rasa menjadi Raja Galuh menggantikan Dewa Niskala.Dari perkawinanya dengan Mayang Sunda dikarunia
anak lelaki bernama Banyak Blabur dan Surasowan yang menjadi adipati Banten dan
anak putri Surawati yang menikah dengan adipati Sunda Kelapa. Pada tahun 1482
Bangsawan Majapahit utamanya saudara-saudara Brawijaya V, diantaranya adiknya
Arya Baribin dan rombongan mengungsi ke Galuh, diterima Dewa Niskala dan Arya
Baribin dinikahkan dengan cucunya / anak
Pamanah rasa, Dewi Ratna Pamekas, dan Dewa Niskala menikahi salah satu putri
pelarian Majapahit yang telah memiliki tunangan, hal ini dianggap sebagai
“pelanggaran berat” atas pamali dari
dampak “Perang Bubat” menikahi putri Majapahit dan menikahkan putrinya dengan
pria Majapahit serta menikahi orang yang sudah bertunangan. Sebagai hukuman,
Dewi Ratna Pamekas dan Arya Baribin diungsikan keluar istana dan Dewa Niskala
harus turun tahta dan digantikan oleh Pamanah Rasa dengan permaisurinya Dewi
Kentringmanik Mayang Sunda. Karena Amuk Marugul satu-satunya anak lelaki dari
Susuk Tunggal telah tewas di tangan Pamanah Rasa saat memperebutkan Dewi Subang
Larang di Kerawang saat penyerbuan Pondok Quro (keduanya jatuh cinta pada Dewi
Subanglarang sehingga terjadi perang tanding) maka Susuk Tunggal memberikan
tahta sunda kepada Pamanah Rasa menantunya, sehingga Pamanah Rasa Menyatukan
Kembali sunda dan Galuh menjadi Pajajaran Baru. Penobatan Pamanah Rasa tahun
1482 dengan Gelar Prabu JAYADEWATA, karena kepemimpinannya yang memajukan
Pajajaran sangat pesat maka dijuluki sebagai PRABU SILIHWANGI, artinya raja
yang menggantikan dan meneruskan kejayaan Prabu Wangi dan Prabu Wangisutah
(Kakek dan buyutnya).Kata silihwangi secara aksen berubah menjadi Siliwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar